"Saya mengapresiasi sikap pemerintah yang peduli terhadap nasib korban, misalnya membangun rumah tahan gempa bagi korban dan ini sangat dibutuhkan," kata Novita dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Saat ini, pemerintah merencanakan akan membangun sebanyak 200 unit rumah dengan menerapkan teknologi bangunan tahan terhadap gempa bumi atau teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA).
Menurut Novita, pemerintah perlu mempercepat pembangunan rumah tersebut agar masyarakat Cianjur yang terdampak gempa bumi dapat segera menempati tempat tinggal yang layak.
Dia berpandangan pembangunan rumah tahan gempa menjadi bukti bahwa kehadiran pemerintah di tengah-tengah duka para korban.
"Menurut saya, ini solusi terbaik. Jadi, korban bisa merasakan kehadiran pemerintah di tengah duka yang dirasakan. Yang dibutuhkan korban, memang tempat tinggal setelah rumahnya rusak akibat gempa," ujar dia.
Selain rumah, lanjut Novita, kepedulian pemerintah juga sepatutnya menyasar hal-hal lain, seperti memastikan kebutuhan pangan para korban terpenuhi. Kemudian, ia pun mengimbau pemerintah agar terus mendampingi para korban hingga keadaan benar-benar kembali membaik.
Terakhir, dia meminta pemerintah untuk meningkatkan mitigasi bencana di Tanah Air karena Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan bencana, terlebih belakangan ini kondisi cuaca cukup ekstrem dan intensitas curah hujan tinggi.
Berdasarkan catatan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ujar Novita, setidaknya terdapat 3.322 peristiwa bencana alam yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia sejak awal tahun hingga 6 Desember 2022.
"Kepada masyarakat, kita harus peduli akan informasi yang diberikan pemerintah atau pemangku kepentingan terkait mengenai perkembangan cuaca, seperti yang kerap disampaikan BMKG mengenai perkiraan cuaca setiap harinya," tambah dia.
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2022